Hal-hal bergerak dengan sangat cepat di dunia kripto, dan teknologi Ethereum yang dibuat pada 2014 lalu itu telah dianggap ketinggalan zaman. Meski begitu, telah disiapkan proyek yang akan membangkitkan Ethereum kembali, yakni Ethereum 2.0.
Ethereum 2.0, atau yang dikenal juga dengan istilah Serenity, merupakan uprade besar yang bertujuan untuk membuat proyek kripto terbesar kedua di dunia ini menjadi lebih cepat, efisien, dan berskala.
Kamu mungkin telah mendengar bahwa pertambangan kripto membutuhkan energi yang besar. Dan meskipun hal itu baik untuk keamanan, mekanisme tersebut hanya dapat memproses jumlah transaksi yang terbatas per detik. Di kondisi sekarang, Ethereum mengonsumsi sekitar 44,49 terawatt hour (TWh) per tahunnya, yang setara dengan konsumsi energi tahunan satu negara Peru. Namun setelah peningkatan Ethereum 2.0, jaringan tersebut diantisipasi untuk setidaknya lebih hemat 99,95% dalam penggunaan energi. Penghematan energi ini mungkin terjadi karena Ethereum sedang berpindah dari jaringan yang menggunakan sistem pertambangan Proof-of-Work menjadi sistem Proof-of-Stake.
Disebut juga dengan istilah Casper, sistem Proof-of-Stake Ethereum ini melibatkan pengguna jaringan untuk mengunci koin mereka agar dapat menjadi kontributor di jaringan, supaya tak lagi menggunakan alat komputer mahal dan mengonsumsi banyak energi. Setiap staker harus mengunci 32 ether atau mengikuti staking pool dan menggabungkan ether mereka dengan orang lain untuk berpartisipasi dalam membuat blok baru di blockchain PoS Ethereum.
Peningkatan Ethereum 2.0 berjalan dalam beberapa fase, dalam peningkatan awal meliputi:
-
Phase 0: Rantai Beacon dan peluncuran Proof-of-Stake
-
Phase 1: Menggabungkan blockchain Ethereum yang baru dengan yang lama.
-
Phase 2: Pengenalan rantai "shard" dan teknologi roll-up
-
Phase 3: Peningkatan keamanan
Phase 0 diluncurkan pada Desember 2020 dan Beacon merupakan blockchain terpisah dari Ethereum yang telah memperkenalkan sistem Proof-of-Stake. Beacon juga bertanggung jawab atas pembuatan blok baru, verifikasi transaksi, staking reward, dan mengatur blockchain Ethereum baru yang dinamakan shard chain.
Pada fase pengembangan besar selanjutnya, rantai Beacon Ethereum akan dihubungkan pada jaringan Ethereum utama yang kemudian menggantikan sistem Proof-of-Work yang boros energi dengan Proof-of-Stake. Para stakeholder jaringan yang dikenal dengan istilah validator akan mulai memproduksi blok, memverifikasi transaksi, dan mengatur keamanan blockchain menggantikan penambang setelah Ethereum dan Eth 2.0 bergabung.
Setelah penggabungan, akan dibutuhkan beberapa tambahan upgrade minor. Tugas pengembang Ethereum selanjutnya adalah untuk memberikan izin sharding, yang akan menciptakan beberapa mini-blockchain baru.
Setiap shard bertanggung jawab untuk memverifikasi transaksi mereka sendiri, tanpa harus seluruh jaringan yang memverifikasi setiap transaksi. Rantai Beacon akan menjadi koordinator utama antara setiap shard, yang secara acak akan mengutus siapa validator-nya.
Dengan berjalannya PoS dan sharding, pengembang Ethereum akan membuat pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan keamanan jaringan. Hal ini termasuk menambahkan fitur anonimitas untuk melindungi identitas validator di balik proposal blok. Hal tersebut juga termasuk meningkatkan teknologi baru seperti Verifiable Delay Function (VDF) untuk melindungi keacakan lebih jauh dari pengutusan validator dan memungkinkan para penipu lebih sulit untuk mengganggu jaringan.