Mengapa Terjadi Lonjakan Minat?

Atomic settlement, yakni kemampuan untuk menyelesaikan transaksi yang rumit sekalipun secara instan, menjadi sangat menarik dalam lingkungan suku bunga tinggi saat ini. Jika seseorang memperdagangkan aset bernilai puluhan miliar rupiah misalnya, kecepatan transaksi menjadi sangat penting. Penundaan dalam settlement membawa biaya peluang yang berskala langsung dengan notional value yang terlibat.

Settlement dengan waktu transaksi yang minim melalui smart contract menghilangkan kebutuhan akan perantara dan biaya yang terkait dengan layanan mereka sekaligus mengurangi potensi kesalahan manusia.

Bank-bank besar juga melihat margin untuk bagian aset pribadi dari bisnis mereka secara konsisten menurun. Smart contract yang dapat diprogram yang dibangun ke dalam aset token dapat mengotomatiskan sejumlah fungsi transaksional selama masa pakai aset. Hal ini menghilangkan sejumlah perantara dan langkah-langkah manual, menciptakan efisiensi baru yang mengurangi biaya overhead dan meningkatkan margin.

Pasar stablecoin yang kuat saat ini semakin memperkuat kasus penggunaan untuk tokenisasi aset keuangan tradisional. Transaksi pada akhirnya diselesaikan dalam mata uang fiat, yang tidak dapat bergerak dengan kecepatan atom karena adanya persyaratan untuk mematuhi peraturan perbankan seperti anti pencucian uang dan prosedur know your customer (KYC).

Namun, jika aset yang investor beli dan mata uang yang mereka gunakan adalah token on-chain, sekarang mereka dapat mulai menggunakan kemampuan pemrograman blockchain untuk membuat transaksi lebih cepat dan lebih efisien, sehingga mengurangi risiko settlement.

Selain itu, terdapat manfaat lainnya juga yakni transparansi blockchain dapat mengurangi asimetri informasi, sehingga menghasilkan harga yang lebih efisien dan meningkatkan likuiditas. Pada dasarnya, blockchain publik membuat audit menjadi lebih sederhana dan lebih mudah bagi aparat penegak hukum untuk melacak aliran dana gelap. Ledger publik menyediakan banyak data untuk para peneliti kuantitatif, ekonom, dan ahli statistik pemerintah yang mempelajari perilaku pasar dan ekonomi.

Tentu, masih banyak tugas yang harus dilakukan untuk mengembangkan pasar ini. Regulasi mungkin menjadi bagian terbesar. Surat edaran dari Hong Kong secara garis besar menguraikan empat bidang utama yang harus ditangani, termasuk pengaturan tokenisasi, pengungkapan, perantara, dan kompetensi staf.

Pada akhirnya, standar global harus ditentukan agar tokenisasi aset dunia nyata dapat mencapai potensi sepenuhnya. Di AS sendiri, tokenisasi tidak akan terhambat oleh perdebatan yang belum terselesaikan mengenai apakah aset digital merupakan sekuritas, siapa yang harus mengaturnya, dan bagaimana caranya.

Saham, obligasi, dan aset lainnya yang ditokenisasi berada di bawah peraturan sekuritas AS yang ada. Pengungkapan, perlindungan konsumen, KYC, anti pencucian uang, dan persyaratan penyimpanan yang memenuhi syarat akan diberlakukan.

Hukum seputar smart contract masih jauh dari selesai. Pertanyaan tentang hak kepemilikan, kewajiban, dan penegakan hukum harus diselesaikan.

Interoperabilitas juga merupakan sebuah tantangan. Saat ini, banyak aktivitas tokenisasi yang terjadi pada blockchain pribadi karena adanya tugas bank seputar kepatuhan dan kontrol, tetapi blockchain publik adalah yang menjadi lebih cepat dan berinovasi dalam hal interoperabilitas.

Hal ini akan terus berlanjut, dan blockchain publik mungkin akan mendominasi dengan cara yang sama seperti cloud publik mendominasi cloud pribadi. Ketika hal ini terjadi, lebih banyak institusi dapat mengikuti jejak Franklin Templeton, yang pada April 2023 menjadi reksa dana terdaftar pertama di AS yang meluncurkan reksa dana pasar uang pada blockchain publik, yakni di Polygon.

Infrastruktur pasar yang mendukung tokenisasi juga harus dikembangkan. Dalam lanskap saat ini, terdapat banyak teknologi khusus dan hanya sedikit penyedia solusi yang dapat menawarkan proses pembuatan dan pengelolaan yang mulus. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kelangkaan kustodian yang memenuhi syarat dengan kemampuan keamanan untuk mendukung jenis aset ini.

Selain itu, kapitalisasi pasar untuk aset keuangan tradisional jauh lebih kecil daripada aset digital. Tokenisasi aset-aset ini merupakan peluang pertumbuhan yang sangat menarik bagi industri aset digital.

Suku bunga yang tinggi saat ini dan iklim perbankan yang sulit, dikombinasikan dengan pematangan pasar stablecoin dan industri aset digital secara keseluruhan, telah membuat kasus bisnis untuk tokenisasi menjadi lebih menarik bagi perusahaan traditional finance (TradFi).

Pada akhirnya, pemenang terbesar adalah para investor, karena transaksi menjadi lebih efisien dan biaya transaksi berkurang di seluruh siklus hidup aset.

Baca juga: Apakah Ini Waktu yang Tepat untuk Tokenisasi?

Pelajari Lebih Lanjut

alt image
Dilla Fauziyah

Dilla Fauziyah adalah seorang Journalist Researcher di CoinDesk Indonesia sejak 2022. Ia gemar menulis dan mengikuti perkembangan seputar kripto dan teknologi Web3.

[rss]

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada CoinDesk Indonesia hanya bertujuan untuk memberikan informasi yang bisa dijadikan rujukan/referensi belaka, dan tidak boleh ditafsirkan sebagai saran untuk berinvestasi. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun. Perdagangan di semua pasar keuangan pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, seseorang harus selalu melakukan penelitian menyeluruh dan mencari nasihat dari profesional.

Berlangganan pada Newsletter mingguan kami

Dengan sign up anda akan menerima e-mail tentang produk CoinDesk Indonesia dan telah menyetujui kebijakan privasi dan S&K yang berlaku.

Cerita Terkait

logo

CoinDesk Indonesia adalah portal media yang memperjuangkan standar dan kode etik jurnalistik tertinggi, serta mematuhi serangkaian kebijakan editorial yang ketat. CoinDesk Indonesia menyajikan berita dan informasi tentang cryptocurrency, aset digital, dan masa depan bisnis di Indonesia dan Dunia.

© 2025 CoinDesk Indonesia