Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa proyek pengembangan central bank digital currency (CBDC) Digital Rupiah sedang berada dalam tahap uji gagasan atau proof-of-concept.
"Kami tengah memfinalisasi proof of concept, itu tahap pertama rupiah digital. Kami masih memilih teknologi yang akan dipakai," kata Perry dalam Mandiri Investment Forum 2024 di Jakarta, seperti yang dikutip dari Detik pada Selasa (5/3/2024).
Perry menjelaskan bahwa langkah awal akan melibatkan penerbitan Digital Rupiah untuk penggunaan ritel. BI berencana untuk membentuk Khazanah Digital Rupiah sebagai platform distribusi utama.
Namun, Perry belum memberikan informasi pasti mengenai jadwal peluncurannya.
"Kami masih memilih wholesale perbankan yang terbesar. Melalui tahap ini kami kemudian akan mendistribusikan rupiah digital dan memberikan perizinan kepada para pelaku usaha terbesar untuk memasuki era ritel entah dengan open account atau dengan aset digital lainnya," tuturnya.
Baca juga: Proyek CBDC Terus Berkembang, Ini Pesan dari Vitalik Buterin
Bank Indonesia sebelumnya telah merilis whitepaper pada November 2022 yang membahas desain dan pengembangan Digital Rupiah sebagai langkah awal Proyek Garuda. White paper ini mencakup berbagai inisiatif eksplorasi terkait arsitektur CBDC Indonesia.
Isi whitepaper tersebut menjelaskan tentang desain terintegrasi dari ujung ke ujung, fitur yang mendorong model bisnis baru, arsitektur teknologi, serta dukungan regulasi dan kebijakan. Digital Rupiah akan dirancang untuk mendukung model bisnis inovatif dan inklusif, serta memiliki fitur pemrograman yang memungkinkan pengembangan inovasi dan efisiensi keuangan, seperti smart contract.
Menurut konsep pengembangan yang diuraikan dalam whitepaper, Rupiah Digital wholesale (w-Rupiah Digital) akan memiliki akses terbatas dan digunakan untuk transaksi wholesale seperti operasi moneter dan pasar valas. Sedangkan Rupiah Digital ritel (r-Rupiah Digital) akan tersedia secara terbuka untuk publik dan digunakan untuk transaksi ritel, baik pembayaran maupun transfer, oleh individu dan bisnis.
BI percaya bahwa CBDC ini dapat mempertahankan kedaulatan mata uang Rupiah di era digital, serta mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital serta inklusi keuangan yang lebih luas dan berkelanjutan. Dengan stabilitas, keamanan, dan efisiensi yang ditawarkannya, Rupiah Digital diharapkan dapat menjawab tantangan dalam ekosistem ekonomi digital.
Baca juga: Korea Selatan Ajak 100 Ribu Warganya untuk Ikut Uji Coba CBDC di 2024