Korea Selatan bersiap memulai program uji coba Central Bank Digital Currency (CBDC) yang melibatkan partisipasi 100.000 warga pada kuartal keempat 2024.
Menurut laporan The Korea Times, rencana ini akan dijalankan secara bersama-sama oleh Bank of Korea (BOK), Financial Services Commission (FSC), dan Financial Supervisory Service (FSS) Korea Selatan.
BOK melihat CBDC sebagai sebuah solusi atas masalah yang ada dalam sistem bantuan pemerintah, seperti voucher daycare atau bantuan pembayaran selama pandemi COVID-19. Beberapa masalah saat ini termasuk biaya transaksi tinggi, settlement yang lambat, dan masalah penipuan.
Dalam proyek uji coba ini, 100.000 peserta yang terpilih dapat melakukan pembelian barang dengan menggunakan token deposit yang diterbitkan oleh bank-bank komersial dalam bentuk CBDC, mirip dengan menggunakan voucher di toko.
Namun, peserta dalam uji coba ini akan dibatasi untuk menggunakan mata uang digital tersebut hanya untuk tujuan pembayaran yang telah ditentukan. Penggunaannya untuk keperluan lain, termasuk transfer uang pribadi, tidak akan diizinkan untuk saat ini.
Adapun bank-bank komersial yang dipilih akan merekrut peserta antara September hingga Oktober 2024, dan akan menjalankan proyek ini selama tiga bulan.
Selain itu, uji coba ini juga akan melakukan eksperimen teknologi untuk mengevaluasi kelayakan dan efektivitas penerbitan serta pendistribusian dari produk-produk keuangan ini.
Sementara itu, lokasi yang kemungkinan dipilih untuk uji coba ini meliputi Jeju, Busan, atau Incheon.
Bank-bank sentral di berbagai negara saat ini sedang aktif mengkaji potensi penerbitan CBDC mereka sendiri. Sebagai contoh, Bank Indonesia telah merilis white paper pada Desember 2022 yang membahas tentang desain dan pengembangan Rupiah Digital sebagai tahap awal dari Proyek Garuda, yang mencakup berbagai inisiatif eksplorasi mengenai berbagai pilihan arsitektur CBDC Indonesia.
Baca selengkapnya: Bank Indonesia Luncurkan White Paper tentang Rupiah Digital