Visa (V), Mastercard (MA), dan PayPal (PYPL) telah menghentikan operasinya di Rusia seiring dengan invasi yang berkelanjutan dari Rusia ke Ukraina, dikutip dari pengumuman ketiga perusahaan tersebut pada Sabtu, (5/3).
Visa akan memulai penghentian transaksi di Rusia, tetapi itu akan membutuhkan waktu beberapa hari, menurut pernyataan persnya dikutip dari CoinDesk.
Mastercard juga mengatakan akan menangguhkan semua layanan jaringannya di Rusia. Sebelumnya, Mastercard juga mengirim pasukan militer ke Ukraina pada akhir Februari silam.
"Setelah selesai, semua transaksi yang dimulai dengan kartu Visa yang dikeluarkan di Rusia tidak akan lagi berfungsi di luar negeri dan kartu Visa apa pun yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan di luar Rusia tidak akan lagi berfungsi di dalam Federasi Rusia," kata dalam siaran pers Visa.
Ketua dan CEO Visa Al Kelly juga mengatakan bahwa perusahaan mereka "dipaksa untuk bertindak menyusul invasi Rusia ke Ukraina, dan peristiwa-peristiwa yang tidak dapat diterima yang telah kami saksikan. Kami menyesali dampak dari isu ini terhadap rekan-rekan kami yang berharga, dan pada klien, partner, merchant, dan pemegang kartu yang kami layani di Rusia. Perang ini dan ancaman berkelanjutan terhadap perdamaian dan stabilitas menuntut kami merespons sesuai dengan nilai-nilai kami.”
Mastercard juga mengatakan bahwa mereka akan memblokir beberapa lembaga keuangan Rusia dan mengakhiri dukungan untuk setiap kartu yang dikeluarkan oleh bank Rusia dan memblokir transaksi dari kartu yang diterbitkan di luar Rusia tetapi digunakan pada gerai atau ATM di Rusia.
Pada Sabtu (5/3), Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov mengunggah surat yang dikirim oleh CEO PayPal, Dan Schulman, kepadanya melalui akun Twitter pribadinya.
Surat tersebut menginformasikan PayPal yang menutup segala layanan di Rusia.
Dikutip dari Reuters, juru bicara PayPal mengatakan bahwa penutupan layanan ke Rusia masih akan memastikan bahwa saldo akun tersebar sesuai dengan undang-undang yang berlaku."
Perusahaan-perusahaan ini telah mendapatkan tekanan publik untuk menangguhkan operasi di Rusia karena invasinya ke Ukraina. Perusahaan kripto pada umumnya menolak seruan untuk secara sepihak memblokir semua penduduk Rusia, meskipun ada permohonan dari pejabat Ukraina dan anggota parlemen di tempat lain.
Jesse Powell, CEO bursa kripto Kraken mengatakan perusahaan akan menangguhkan Rusia jika dipaksa secara hukum. Ukraina telah meminta Coinbase (COIN), Binance, Huobi, KuCoin, Bybit, Gate.io, Whitebit, dan Kuna yang berbasis di Ukraina untuk memblokir semua akun Rusia.