Ruang Decentralized Finance (DeFi) bersifat dinamis dengan narasi yang berubah-ubah, namun dengan lanskap pelaku industri yang bertahan. Ini menciptakan sebuah kompetisi antara pemain lama dan pemain baru di ekosistem DeFi untuk menciptakan exchange yang menarik pengguna.
Meski begitu, DeFi memiliki ekosistem dan navigasi yang cenderung kompleks bagi banyak pengguna. Tantangan ini termasuk kurangnya interoperabilitas antar-platform, tingkat kesulitan yang tinggi bagi pemula, hingga risiko keamanan.
Adapun banyak pemain DeFi yang mulai mengeksplorasi berbagai konsep berbeda untuk produknya yang diharapkan dapat menarik minat pengguna. Salah satu konsep yang tengah hangat saat ini adalah gamifikasi, yang menjadikan tema dasar dari platform ZKX.
ZKX Sebagai Solusi DeFi
Menurut Gitbook, ZKX bertujuan untuk membawa kekuatan DeFi dengan memberikan akses yang adil ke produk keuangan yang terdesentralisasi dan tahan sensor. Mengusung tema DeFi, platform ini ingin memberikan pengalaman trading yang menyeluruh bagi penggunanya, baik dari pemula maupun yang berpengalaman, untuk mengeksplorasi dunia trading dengan mudah. Adapun ZKX memiliki roadmap untuk meluncurkan produk-produk yang memungkinkan akses mudah dan lancar ke berbagai layanan DeFi.
ZKX didirikan pada 2021 oleh Eduard Jubany Tur bersama Naman Sehgal dan Vitaly Yakovlev. Ketiganya berasal dari latar belakang modal ventura, pasar negara berkembang, dan manajemen peningkatan teknologi.
Menurut postingan blog, Eduard dan Naman mulai mengamati potensi pasar negara berkembang, yang dikombinasikan dengan pengalaman langsung mereka dengan kebangkitan Bitmex (karena Bitmex adalah perusahaan portofolio ketika mereka berdua masih di SOSV), dan kesadaran bahwa ada kesenjangan yang signifikan di pasar tersebut.
Melihat potensi Asia yang menjanjikan—terlebih karena munculnya gelombang DeFi dan narasi Eat the Rich yang dipicu oleh fenomena GameStop pada 2021—menyoroti perlunya penawaran yang memberikan peluang yang sama bagi semua kalangan masyarakat. Ini yang melatarbelakangi para pendiri untuk mendirikan ZKX, yang dibuat dengan kombinasi antara wawasan pasar yang ada dengan kesenjangan di pasar tersebut.
Tujuan ZKX ini adalah menciptakan infrastruktur terdesentralisasi dan permissionless yang memungkinkan para trader untuk terlibat dalam perdagangan derivatif di jaringan L2 dengan order book terdesentralisasi yang sangat cepat.
ZKX telah memperoleh dana sebesar USD5,5 juta atau sekitar Rp87 miliar dalam penjualan tokennya selama dua tahap dan didukung oleh berbagai investor, termasuk Hashkey Capital, Crypto.com, Amber, HTX Ventures, StarkWare, Flowdesk, dan sebagainya.
Saat ini, tim ZKX berjumlah sebanyak 32 orang yang tersebar di tujuh negara, termasuk Indonesia.
Untuk memastikan keamanan platform, ZKX telah menjalani proses audit untuk ZKX Protocol dengan kerja sama Nethermind Security. Audit dilakukan terhadap kontrak-kontrak Layer 1 dan Layer 2 yang ditulis dalam bahasa Solidity dan Kairo.
Selain itu, native bridge Starkway juga telah diaudit oleh Nethermind Security. Audit tersebut meninjau smart contract Solidity di Ethereum dan kontrak Kairo di Starknet. Audit ini menandai sebuah langkah untuk meningkatkan keamanan Starkway, sebuah bridge yang memfasilitasi transfer token ERC20 antara Ethereum dan Starknet.
Asia Sebagai Target Pasar Utama
ZKX memfokuskan pasarnya di negara berkembang, khususnya di Asia. COO ZKX, Naman, mencatat bahwa aktivitas DEX di pasar berkembang justru melampaui CEX. kendati demikian, masalah-masalah utama dalam adopsi DEX kerap kali menjadi tantangan bagi pengembang dan penggunanya. Hal ini yang akan menjadi fokus ZKX ke depannya.
Emerging markets are the talk of the town that will drive major retail crypto adoption across the globe.
And since i'm going to be at
A quick 🧵
1/10— Naman (@olitsar)
Salah satunya adalah memfasilitasi fitur fiat on ramp & off ramp. Negara berkembang memiliki volatilitas yang tinggi, memiliki akses ke on-off ramp yang mudah ke mata uang yang lebih stabil dapat memudahkan adopsi yang besar ke dalam platform.
Selain itu, Naman menyebut bahwa platform yang memiliki UI yang menggunakan abstraksi akun, keamanan yang terdesentralisasi, dan gas fee yang rendah akan unggul di pasar berkembang ini. Fitur lainnya yang harus dikembangkan termasuk staking dan tata kelola yang baik.
Di Indonesia sendiri, regulasi seputar kripto dan crypto exchange masih dikembangkan. Namun, regulasi ini masih berada di lingkup CEX, dan belum merambah ke DEX.
ZKX optimis bahwa regulasi kripto di tanah air nantinya juga akan melibatkan DEX, yang memungkinkan perusahaan untuk ikut terjun di pasar kripto Indonesia.
Tokenomik ZKX
ZKX meluncurkan $ZKX sebagai token native untuk ekosistemnya. Total pasokan token ini akan dibatasi hingga 100 juta token dengan pasokan token tetap.
Merujuk ke Gitbook ZKX, tujuan utama dari tokenomik ini adalah untuk mendorong timbal balik atas nilai yang diciptakan oleh pengguna dan institusi yang berkontribusi pada exchange. Di samping itu aktivitas trading diberi insentif dengan token $ZKX melalui algoritma distribusi hadiah yang digerakkan yang disebut High Tide yang akan diluncurkan tahun ini.
Kampanye Mainnet Incentive
ZKX telah meluncurkan program kampanye Mainnet Incentives yang berlangsung dari Januari hingga Maret. Salah satu program dalam kampanye ini adalah Trading Incentives yang akan menyediakan 18% dari total pasokan token $ZKX untuk memfasilitasi bootstrap DEX selama dua bulan pertama peluncuran mainnet. Sebanyak 7 juta token $ZKX dialokasikan untuk program ini.
Fitur Unggulan ZKX
Sebagaimana platform exchange kebanyakan, ZKX memiliki beberapa fitur yang dapat digunakan pengguna untuk mempermudah kebutuhan trading mereka, di antara layanan tersebut termasuk:
ZKX Appchain
ZKX menciptakan ZKX Appchain yang menyajikan eksekusi transaksi yang cepat, pencocokan order yang transparan, dan tanpa gas fee.
ZKX Appchain adalah layer omnichain yang menghubungkan pengguna ke exchange milik ZKX di beberapa L1 dan rollup. Pengguna memiliki aliran likuiditas dan interoperabilitas yang berkelanjutan, yang memungkinkan ZKX untuk memberikan pengalaman trading yang lebih baik ke pengguna tanpa adanya batasan chain.
Fitur-fitur utama dari ZKX Appchain memperkenalkan skalabilitas linier di luar waktu produksi block dari blockchain dan rollup yang mendasarinya, memberikan penyelesaian transaksi secara instan. Selain itu, ZKX mengadopsi strategi dua layer untuk manajemen risiko yang efisien. Sementara L1 dan L2 menangani penarikan dan dana asuransi, implementasi Substrat khusus mengelola deleveraging, likuidasi, dan sejumlah perdagangan.
ZKX Appchain memiliki likuiditas yang terpadu, dengan membebaskan pengguna untuk mengakses exchange dengan lancar di beberapa L1 dan rollup.
Adapun arsitektur ZKX yang baru menghadirkan API yang kuat untuk mengurangi hambatan bagi para trader tingkat lanjut, sehingga memberikan akses yang mudah ke perdagangan DeFi untuk investor institusional.
Terakhir, ZKX memanfaatkan abstraksi akun pada L2 menjamin self-custody dan transparansi, menempatkan pengguna dalam kendali dana mereka di akun ZKX. Sementara transaksi yang dapat dibuktikan pada ZKX Appchain memungkinkan pengguna untuk memvalidasi integritas perdagangan dan mendapatkan visibilitas penuh ke dalam penyelesaian transaksi melalui pemindai block ZKX yang akan dirilis pada beberapa bulan ke depan.
ZKX Account
Pengguna memiliki kontrol terhadap dana mereka di ZKX Account, yang merupakan akun self-custodial di layer 2 Ethereum.
ZKX Account merupakan produk pertama ZKX yang diluncurkan di mainnet. Ini menawarkan proses bridging yang mulus ke jaringan Starknet melalui bridge StarkWay untuk memulai perdagangan tanpa gas fee dengan ZKX Appchain.
Selain itu, ZKX Account bersifat penting untuk partisipasi dalam ekosistem ZKX. Ini juga akan berfungsi sebagai akun utama untuk melakukan swap, staking, dan menggunakan berbagai produk DeFi.