Pasar kripto saat ini menunjukkan ketidakstabilan yang signifikan, dengan harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan di bawah level USD54.000.
Pada Senin pagi (5/8/2024), harga Bitcoin diperdagangkan di USD53.861 atau setara dengan Rp871 juta, mengalami penurunan lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir, menurut data dari CoinMarketCap. Harga aset kripto terbesar di dunia ini tercatat telah merosot lebih dari 21% dalam sepekan terakhir.
Penurunan harga Bitcoin menyebabkan gejolak di pasar aset kripto secara keseluruhan. Ethereum (ETH) juga mengalami penurunan sebesar 18%, diperdagangkan di kisaran USD2.344 atau setara dengan Rp38 juta.
Altcoin seperti Binance Coin (BNB) dan XRP (XRP) mengalami penurunan signifikan masing-masing sebesar 13%, sementara Solana (SOL) anjlok 8% dalam periode waktu yang sama.
Total likuidasi di pasar derivatif kripto juga mencapai USD765,48 juta atau setara dengan Rp12,3 triliun, dengan sebanyak USD658 juta berasal dari posisi long yang terlikuidasi, menurut data dari CoinGlass.
Penurunan di pasar kripto saat ini sebagian besar dipengaruhi oleh faktor ekonomi makro, di tengah ketegangan di Timur Tengah setelah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di Teheran yang diduga dilakukan oleh Israel, yang kemudian disusul dengan ancaman balasan dari Iran.
Selain itu, terdapat sentimen negatif yang meredam minat terhadap aset berisiko seperti kripto dan saham teknologi.
Baca juga: Marathon Digital Akuisisi Bitcoin Senilai Rp1,6 Triliun