MicroStrategy telah mencatat keuntungan sebesar USD900 juta atau sekitar Rp14,2 triliun dari kepemilikan Bitcoinnya dengan total 158.400 BTC. Kenaikan harga Bitcoin tersebut telah didorong oleh keyakinan pasar kripto terkait persetujuan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika Serikat.
Chairman MicroStrategy, Michael Saylor, mengumumkan bahwa MicroStrategy memanfaatkan penurunan harga Bitcoin (BTC) yang terjadi selama kuartal ketiga 2023 dengan membeli 6.067 BTC dengan harga rata-rata sekitar USD27.590 atau sekitar Rp437 juta, termasuk tambahan 155 BTC lainnya pada Oktober.
In October,
Meskipun pendapatan perusahaan mengalami peningkatan sebesar 3% dari tahun ke tahun dengan mencapai USD129,5 juta atau sekitar Rp2 triliun selama kuartal ketiga, perusahaan juga mencatatkan kerugian bersih sebesar USD143,4 juta atau setara Rp2,2 triliun, yang disebabkan oleh penurunan nilai aset digital dan beban pajak penghasilan.
MicroStrategy, perusahaan berbasis di AS yang berfokus pada solusi intelijen bisnis, telah menjadi perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia. MicroStrategy memulai investasi awal Bitcoin sebesar USD250 juta atau setara Rp3,9 triliun pada Agustus 2020.
Baca juga: MicroStrategy Kembali Untung di Q2, Tapi Nilai Kepemilikan Bitcoin Turun Rp365 Miliar