Bitcoin dan ether mengalami lonjakan harga pada Rabu (26/10) dan merupakan kenaikan signifikan selama dua hari berturut-turut.
Kedua aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar ini naik sebanyak 3,3% da 6,7% selama 24 jam terakhir. Pada Selasa (25/10), BTC sampai ke harga USD20.000 atau senilai Rp310 juta untuk pertama kalinya sejak 5 Oktober 2022, sedangkan ETH untuk pertama kalinya mencapai USD1.500 atau sekitar Rp23,2 juta sejak The Merge Ethereum yang terjadi pada 15 September 2022.
Masih belum jelas apakah kenaikan jangka panjang baru ini sedang terjadi atau BTC dan ETH kemungkinan akan kembali ke harga rata-rata.
Secara teknis, BTC dan ETH melewati metrik tradisional overbrought (jenuh beli) pada grafik per jam, dan sejak saat itu telah mundur. Relative Strenght Index (RSI) melewati angka 90 untuk BTC dan ETH pada grafik per jam.
Karena level tersebut turun jauh di luar kisaran pergerakan normal RSI per jam, RSI kemungkinan akan mereda setidaknya dari perspektif perdagangan harian.
Level RSI harian saat ini bagi BTC dan ETH berkisar kurang lebih 71. Secara tradisional, 70 digunakan sebagai tolak ukur untuk kondisi overbrought, sehingga keduanya hampir mencapai level tersebut. Namun, dengan hanya menembus level tradisional saja tidak cukup untuk menentukan apakah pergerakan harga akan berubah arah. Aset overbrought dapat tetap seperti itu untuk waktu yang lama di bawah kondisi yang tepat.
Volume perdagangan kemungkinan akan memainkan peran yang besar dalam menentukan apakah pergerakan harga Selasa (25/10) menandai awal dari dorongan harga yang lebih tinggi pada kuartal IV atau semata-mata hanya sebuah lonjakan volatilitas jangka pendek yang akan segera mereda.
Volume perdagangan Rabu (26/10) memberikan petunjuk awal dari kemungkinan pertama, karena kenaikan harga disambut dengan aktivitas yang lebih tinggi. Jika BTC mendorong harga lebih tinggi, harga tersebut dapat naik hingga USD1.400 atau sekitar Rp332 juta. Sedangkan ETH kemungkinan akan naik hanya sekitar USD1.600 atau sekitar Rp24,8 juta.
Target untuk mean reversion (pengembalian rata-rata) bisa jadi USD19.400 atau sekitar Rp301 juta dan USD1.300 atau sekitar Rp20 juta, sejalan dengan rata-rata pergerakan 20 periode dari kedua aset kripto tersebut.
Netflow (arus bersih) bursa juga dapat mengindikasikan tren pasar. Meskipun masih belum pasti apakah investor ingin menjual dalam reli pada Selasa (25/10), mereka tampaknya telah diposisikan untuk melakukan seperti itu jika perlu. Selain itu, BTC dan kripto lainnya baru-baru ini telah pindah ke bursa-bursa pertukaran.
Ini terutama terlihat oleh whale bitcoin, yakni para investor yang memegang setidaknya 1.000 BTC. Para whale ini telah mengirim BTC dengan jumlah yang bertambah ke bursa-bursa kripto selama 11 hari terakhir, yang dapat memberikan potensi sinyal tekanan jual.